#MaganiMen mengenal Fauzan Gani, Co-Founder & CEO DOOgether yakni merupakan platform kesehatan berbasis jejaring sosial pertama di Indonesia. Simak kisah perjalanan beliau dari tahap pencarian investor hingga merubah masalah menjadi berkah.
Mengenal Fauzan Gani
Saya Fauzan Gani selaku Co-founder dan CEO dari DOOgether sebuah platform yang mewadahi kamu untuk bisa memperoleh jasa kebugaran dengan sentuhan jari. Bisa diakses dimanapun dan kapanpun oleh konsumen dan jejaring mereka. Saya merupakan seorang fresh graduate founder mengingat begitu lulus kuliah, saya langsung merambah dunia entrepreneur dan membangun DOOgether. Jujur alasan utamanya karena saya menyenangi bidang ini dan sering mencoba banyak tipe olahraga mulai dari yang basket, bola, bahkan american football saat masih menempuh studi di luar.
Fauzan memakai Blue Prestige
Keengganan dan Pilihan
Saya lahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dan hidup di keluarga yang memang punya latar belakang entrepreneurship. Awal membangun DOOgether sendiri sebenarnya orang tua cukup keberatan. Mereka menginginkan saya untuk coba menggali pengalaman lebih banyak dengan bekerja terlebih dahulu. Kebetulan waktu itu saya dapat offer juga dari dua perusahaan besar. But yeah, I chose this path and have never once regretted it. Pada akhirnya saya bisa membuktikan bahwa bisnis ini bisa berjalan hingga saat ini dengan membawa manfaat bagi orang lain walaupun dengan banyak rintangan.
Apa Alasan Personal yang Melatarbelakangi Ide Terbentuknya DOOgether?
Pertama kali ide ini muncul diawali oleh observasi saya dan tim terhadap kegiatan CFD (Car Free Day). Kami menyadari kalau CFD memiliki pengunjung nya sangat beragam dari banyak lapisan masyarakat. Bukan hanya masyarakat menengah atas namun dari semua segmen market yakni A, B, dan C ada disana melakukan aktivitas mereka. Ini yang membuat kami sadar bahwa apapun latar belakangnya, orang tetap memiliki keinginan untuk berolahraga. Bahkan hanya sekedar jalan santai, lari-lari kecil, ataupun cuma menjadi tempat rekreasi. Dari sana, kami melihat adanya kesempatan dan momentum untuk mengembangkan platform kesehatan berbasis digital yang dapat menjangkau beragam lapisan masyarakat.
Tapi perlu digaris bawahi, apa yang waktu itu kami rencanakan sangat berbeda dengan apa yang sekarang berjalan di DOOgether. Awalnya kami masuk ke industri ini dengan model untuk membantu koneksi antara konsumen ke konsumen lainnya. Kami mencoba memenuhi aspek ‘sosial’ dari konsumen terlebih dahulu, semisal ingin berolahraga namun butuh teman. Mudahnya seperti ‘Tinder’ untuk Sport. Namun ternyata banyak batasan dalam ide tersebut dan kita mulai mencoba untuk masuk ke directory facility baru setelah itu dikembangkan menjadi DOOgether yang sekarang tanpa membuang ciri khas dari koneksi itu tadi.
Tantangan terbesar dalam membangun DOOgether?
Tantangan terberat ialah pada masa awal Covid-19, dimana hampir semuanya memulai dari nol dalam waktu singkat. DOOgether pada saat itu harus menelaah kembali blueprint dari bisnis ini kemudian masalah yang kami coba selesaikan pun telah berubah. Disusul oleh perubahan consumer behavior dan perubahan karakteristik investment. Munculnya Covid merubah tatanan kehidupan secara global. Namun, dibalik tantangan selalu ada hikmah yang dapat kita petik. Covid memang menjadi tantangan, namun di lain sisi juga menjadi titik balik dari DOOgether untuk berkembang lebih besar. Bisa dikatakan bahwa covid membantu bisnis ini in a way. Sebelumnya, ada limitasi yang sangat besar yakni lokasi. Misalkan kita tidak memiliki partner di Surabaya berarti konsumen otomatis tidak bisa menggunakan jasa kita di Surabaya. Namun saat covid melanda, kita terpikir untuk coba mendorong mereka (partner) membuka online class. Alhasil dengan banyaknya online class, DOOgether mampu memperluas jangkauan hingga bisa diakses oleh siapapun dan dimanapun. Pengguna dan partner semakin berkembang dimana tidak hanya berada di Jakarta atau Surabaya saja, namun sekarang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Keunikan dari Platform DOOgether?
DOOgether didasari oleh kepercayaan bahwa Indonesia itu punya masyarakat yang kolektif dimana masyakatnya lekay dengan karakteristik ramah, senang bersosialisasi, dan sebagainya. Terdapat kecenderungan bahwa kamu akan lebih sering menggunakan servis apabila ada teman atau orang terdekatmu yang turut menggunakanya juga. Maka dari itu, DOOgether mengedepankan prinsip people surrounding untuk mendukung perkembangan kebugaran dari tiap konsumennya. Ibarat kata pepatah, “Jika Anda ingin berjalan lebih cepat, berjalanlah sendirian; jika Anda ingin berjalan lebih jauh, berjalanlah bersama orang lain”. Nilai ini lah yang terus DOOgether pegang, dimana kita tidak hanya ingin mengkoneksikan bisnis kepada konsumen, namun juga antara konsumen ke konsumen lainnya. Ini yang membedakan kita dari platform lain karena kamu bisa connect ke sesama atau kenalan kamu saat menggunakan servis kita.
Selain itu, isu nya selama pandemi banyak tempat yang sudah tidak bisa beroperasi kembali karena tidak mampu bertahan. Dari sana kami mencoba untuk menyediakan sistem yang lebih holistik ke bisnis partner. Kami jadikan partner bisnis-bisnis ini, kemudian kita renovasi tempatnya, dan run the operation. Sebagai gambaran mudahnya seperti OYO namun bergerak di bidang kesehatan. Yang lebih baik lagi, seluruh penyedia jasa dan produk di space kami adalah mitra-mitra kami sendiri sehingga semua berkoordinasi untuk mencapai keuntungan bersama.
Jadi ada dua hal yang sekarang sedang kami siapkan. Yang pertama, mendorong konsumen dari sisi komunitasnya seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa DOOgether mengedepankan people surrounding. Nah, yang kedua ini kami tengah mengembangkan sistem reward seperti pengumpulan poin-poin terakumulasi. Dari poin itu juga bisa terlihat progress yang sudah dijalankan selama ini, artinya semakin banyak poin maka akan semakin sehat pula kamu. Nantinya poin-poin tersebut bisa ditukar. Harapannya kedua strategi ini dapat menyelesaikan krisis konsistensi pengguna dalam berolahraga.
Bagaimana Tips untuk Mendapatkan Pendanaan Start-up (Investment)?
Yang pertama ialah perbanyak doa, yang menurut saya secara pribadi itu penting. Kemudian yang kedua, jika kamu early stage company maka utamakan untuk menjelaskan konsep utama dan masalah nya kepada investor, bukan se-teknis produk awalnya. Berdasarkan pengalaman kita, ketika pitching ke investor berpengalaman itu biasanya mereka tidak terlalu melihat ke early product yang dimiliki. Hal ini juga dikarenakan early product yang kita bayangkan biasanya belum tentu merupakan produk yang akan kita jalani, semuanya akan disesuaikan kembali berdasarkan banyak faktor. Malah yang terpenting adalah perumusan dari masalah yang coba kita selesaikan, seperti kenapa masalah itu perlu kita selesaikan? Kemudian apakah ada perusahaan lain yang sebelumnya berhasil? Kita harus mencari benchmark yang tepat sebelum mengajukan produk kepada investor. Ada dua alasan biasanya mengapa ide kita ditolak investor yakni bisa jadi antara too early atau too stupid. Kemudian tips dari saya juga usahakan untuk memberi perhatian lebih kepada siapa investor yang dituju, cari filosofi yang mereka pegang. Pasalnya tiap investor pastinya punya tipe dan pandangan yang berbeda pula. Due diligence! Tanya key importances dari masing-masing investor dan coba menjalin network dengan perusahaan yang pernah didanai oleh investor tersebut.
Siapakah Target Market Utama DOOgether?
Target market DOOgether secara umum ialah kalangan perempuan. Berdasarkan data, 85% pengguna DOO adalah perempuan yang mayoritas sudah bekerja selama lebih dari dua tahun dengan disposable income. Tidak jarang konsumen yang datang ingin memenuhi kebutuhan sosialisasi mereka dengan bertemu teman, melakukan olahraga bersama, hingga berkumpul atau yang lebih akrab disebut nongkrong. Dari sana kami menyadari bahwa DOO tidak hanya memenuhi kebutuhan kesehatan atau physical purpose namun dapat menjadi wadah dalam memenuhi lifestyle dari konsumennya.
Tips Menjaga Kesehatan Ala Fauzan Gani?
Hal yang fundamental sebenarnya mengubah mindset mengapa kita harus menjaga kesehatan. Setatinya bila tidak memiliki motivasi ataupun dorongan yang cukup biasanya akan membuat orang lalai. Saya percaya semua hal itu membutuhkan tujuan atau objektif yang jelas. Jadi tentukan terlebih dahulu tujuan kalian kenapa harus menjaga kesehatan? Kalau saya pribadi tentunya ingin hidup bahagia lebih lama bersama orang-orang terdekat. Kemudian, saya juga belajar dari anggota keluarga saya yang mungkin dulunya tidak berhasil menjaga kesehatannya dan dikemudian hari memiliki banyak masalah yang terjadi dengan kesehatannya.
Kalau Diberi Kesempatan Memutar Waktu, Apa yang Akan Kamu Ubah dari Dirimu yang Dulu?
Yang pasti apa yang akan saya ubah bukan pekerjaan, karena saya sangat senang berada di bidang ini. Mungkin lebih ke proses dari pengembangan DOOgether ini. Salah satu hal yang saya rasa paling ingin saya ubah adalah penggunaan waktu yang harusnya lebih banyak untuk meriset tentang investor dan fundraise. Bisa dikatakan Investing is my learning curve, andai saja dulu lebih siap, andai saja dulu belajar lebih banyak tentang investor dan nilai-nilai mereka mungkin akan menjadi lebih mudah untuk kami. Dulu kami banyak melakukan persiapan seperti riset produk dan mekanisme dari apa yang kita coba tawarkan, tapi kami tidak terlalu memperhatikan pribadi investor yang kami tuju. Saat itu juga kami masih belum punya persiapan matang terkait fundraise, karena minimnya pengetahuan.
Magani Menurut Fauzan
Dari kali pertama kenal Magani, saya merasa Magani merupakan sebuah brand yang berani dengan membawa warna yang tidak biasa dari baju batik. Banyak warna cerah dan eksploratif yang menarik untuk dipandang mata. Namun, yang lebih menarik lagi saat saya mencoba mengenakan kemeja Magani. Bahan nya unik seperti baju olahraga, stretchy, dan adem. Sepertinya akan aman kalau dipakai untuk berolahraga juga. Satu baju untuk banyak kegiatan, it’s innovative. Great job Magani.